Rabu, 23 Desember 2009

CARA GILA JADI PENGUSAHA 3

Saat Anda merasa tertekan. Saat Anda tidak dapat berbuat apa-apa dengan

ijazah Anda. Saat Anda kebingungan karena harus bayar kredit rumah. Atau

pada saat Anda merasa terhina.”

Memang ‘nasehat’ saya ini agak berbeda dengan kebanyakan orang.

Biasanya orang menyarankan, kalau mau usaha sebaiknya mengumpulkan

modal dulu, kemudian cari tempat dan seterusnya. Tetapi, banyak orang

sukses sebagai wirausahawan justru dimulai dari sebaliknya, hanya punya

semangat dan tidak punya apa-apa. Kondisi yang ada memaksa mereka

harus “bermimpi” tentang masa depannya, kemudian tertantang untuk

menggapainya, dan berusaha keras untuk mewujudkannya.

Anda tentu tahu atau paling tidak pernah mendengar nama Steve Jobs ?

Sebelumnya dia bukan siapa-siapa. Jobs hanyalah anak muda yang gemar

bercelana jeans belel dan berkantong kempes. Belakangan, dia membuat

Apple Computer di garasi rumahnya, dan mendirikan perusahaan yang masuk

Fortune 500 lebih cepat dari siapapun sepanjang sejarah.

Jobs adalah contoh orang yang berhasil dalam berwirausaha, justru bukan

karena kepandaiannya di bangku kuliah. Tapi, karena ia memiliki keberanian

dan keyakinan akan usaha yang digelutinya. Dia mampu bertindak

merealisasi gagasannya dengan meninggalkan lingkungan kuliah dan teman-

temannya yang suka berhura-hura.

Tapi, saya tidak menyarankan Anda untuk mengabaikan pendidikan.

Hanya saja, saya ingin mengatakan, bahwa untuk menjadi

wirausahawan terlebih dahulu dibutuhkan keberanian memulai

(bertindak), untuk memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Hal

tersebut harus segera dilakukan, sebelum orang lain

mendahuluinya.

Kepandaian akademis akan diperlukan bila usaha kita sudah berjalan, dan itu

bisa kita dapatkan dengan mengikuti kuliah lagi, atau kita bisa membayar

orang-orang pandai sebagai karyawan atau konsultan.

Berani Dulu, Baru Trampil

“Saya bisanya hanya nggodhog wedang atau merebus air, tapi

akhirnya saya bisa juga punya restoran. Itu karena, saya

punya keberanian”. CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

16

Saat saya berbicara pada kuliah kewirausahaan di Fakultas Ekonomi sebuah

universitas swasta di Yogyakarta, saya sempat ditanya para mahasiswa:

“Apakah seorang untuk menjadi pengusaha itu harus memiliki keterampilan

dulu ?”

Saya rasa, ini pertanyaan bagus. Pertanyaan yang sama pernah juga hinggap

di benak saya, yaitu saat saya baru memulai menjadi pengusaha. Saat

pertanyaan ini saya balikkan pada mereka, teryata sebagian besar mahasiswa

mengatakan: “Perlu terampil dulu, baru berani memulai usaha.”

Saya rasa jawaban mereka tidak bisa disalahkan. Mereka cenderung

menggunakan otak rasional. Padahal untuk menjadi pengusaha,

kita harus ‘berani’ dulu memulai usaha, baru setelah itu memiliki

keterampilan. Bukan sebaliknya, terampil dulu, baru berani

memulai usaha.

Sebab, saya melihat di Indonesia, ini sebenarnya banyak sekali

pengangguran yang tidak sedikit memiliki keterampilan tertentu. Namun,

mereka tidak punya keberanian memulai usaha. Akibatnya, keterampilan

yang dimiliki apakah itu yang diperolehnya saat sekolah atau bekerja

sebelumnya, akhirnya banyak yang tidak dimanfaatkan. Itu ‘kan sayang

sekali.

Seperti yang saya alami sendiri, saat membuka usaha Restoran Padang

Sari Raja. Saya katakan pada mereka, bahwa terus terang saya tidak bisa

membuat masakan padang yang enak. Saya penikmat masakan padang. Tapi

saya tidak tahu bumbunya apa saja yan membuat masakan tersebut enak.

Saya katakan pada mereka: “Saya bisanya hanya nggodhog wedang atau

merebus air”. Itu artinya apa? Saya bisa punya usaha restoran, karena saya

punya keberanian.

Begitu juga, saat saya dulu membuka usaha Bimbingan Belajar

Primagama. Saya belum pernah mengajar atau menjadi tentor di tempat

lain. Bahkan saya belum pernah menjadi karyawan di perusahaan orang lain.

Namun, saya memberanikan diri untuk membuka usaha tersebut. Sebab,

saya berpendapat, kalau kita tidak punya keterampilan, maka banyak orang

lain yang terampil di bidangnya bisa menjadi mitra usaha kita.

Karena itu bagi saya, yang terpenting adalah keberanian dulu membuka

usaha. Apapun jenisnya, apapun namanya. Sebab, sesungguhnya, untuk CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

17

menjadi pengusaha, keterampilan bukan segala-galanya. Tetapi keberanian

memulai usaha itulah yang harus kita miliki terlebih dahulu.

Banyak contoh, orang yang sukses menjadi manajer, tapi ternyata belum

tentu sukses sebagai entrepreneur. Sebaliknya, seseorang yang di awal

memulai usaha dengan tidak memiliki keterampilan manajerial, tetapi ia

memiliki keberanian memulai usaha, banyak yang ternyata berhasil.

Orang jenis terakhir ini selain memiliki keberanian, juga mau

mengembangkan jiwa entrepreneur. Oleh karena itulah saya kira, jiwa

entrepreneur, harus kita bangun atau kita bentuk sejak awal.

Kaya Ide, Miskin Keberanian

“Kita harus ada keberanian untuk jatuh – bangun”.

Ada sebuah pertanyaan menarik dari seorang Ibu, peserta “Entrepreneur

University” angkatan ketiga saat mengikuti kuliah perdana pekan lalu yang

mengatakan :

“Saya begitu banyak sekali ide bisnis, tapi nyatanya tak ada satu pun ide

bisnis itu terealisir. Akibabnya, saya hanya sekadar kaya ide, tapi bisnis tak

ada”.

Saya kira, pernyataan atau kejadian seperti itu tak hanya dialami oleh ibu

tadi, tapi juga cukup banyak dialami oleh kita semua, bahwa yang namanya

ide bisnis itu ada-ada saja. Tapi, yah hanya sekadar ide bisnis, sementara

bisnisnya nol atau tak terwujud sama sekali. Terkadang ide yang tidak kita

realisir justru sudah dicoba lebih dulu oleh orang lain.

Dalam konteks ini, sebenarnya untuk membuat bisnis memang dibutuhkan

ide. Hanya saja, karena kita hanya kaya ide, namun miskin keberanian untuk

mencobanya, maka yang berkembang adalah idenya, sedang bisnisnya nol.

Miskinnya keberanian itu bermula ketika kita mendapat pendidikan di sekolah

atau di bangku kuliah, yang kita dapat hanyalah teori semata. Jadi, kita

terlalu banyak berteori, tapi miskin praktek. Akibatnya, ketika kita kaya ide,

miskin keberanian. Artinya, kalau kita hanya menguasai teori, namun kalau

tidak bisa dipraktekkan, maka ide bisnis sehebat apapun akan sulit jadi

kenyataan. CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

18

Yah, seperti halnya, kita belajar setir mobil. Kalau kita hanya tahu teorinya,

tapi tak pernah mencoba atau mempraktekkannya, tentu tetap tidak bisa

setir mobil.

Jadi, persoalannya adalah terletak pada, bagaimana kita yang semula hanya

kaya teori atau hanya sekadar bermain logika atau istilah lainnya hanya

mengandalkan otak kiri, kemudian bisa berpikir atau bertindak dengan otak

kanan.

Jika kita mampu juga menggunakan otak kanan, maka seperti pada saat kita

setir mobil. Serba otomatis, tidak lagi harus dipikir, semua sudah di bawah

sadar kita. Kalau pun, di saat kita praktek setir mobil atau mempraktekkan

teori kita itu, terjadi berbagai kendala, seperti: di saat kita memasukkan

mobil ke garasi, mobil kita sedikit rusak karena nyenggol pagar misalnya,

saya kira nggak masalah.

Begitu juga, ketika kita kecil belajar bersepeda, mengalami jatuh beberapa

kali, itu sudah biasa. Tapi, akhirnya, bisa juga kita naik sepeda. Artinya, kita

baru bisa naik sepeda setelah pernah mengalami jatuh beberapa kali.

Di dunia bisnis juga sama. Kita harus ada keberanian untuk jatuh dan

bangun. Sebaliknya, kalau tidak ada keberanian seperti itu, bisnis sekecil

apapun tak akan ada. Dan, kalau kita biarkan ide bisnis itu, akibatnya kita

hanya kaya ide bisnis, tapi miskin duitnya. Dengan keberanian itulah akan

mendatangkan duit. Oleh karena itulah :

“Lebih baik kita berani mencoba dan gagal dari pada tidak mencoba

sama sekali”.

Anda berani mencoba?

CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

19

Peluang Bisnis Di Sekitar

Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih.

Hanya saja, kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat

konsumen. Sebagai contoh, di beberapa kota di Amerika Serikat, sudah

banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide sederhana seperti bisnis

membangunkan orang tidur (morning call).

Aneh, tapi itu nyata. Tentu, pengguna jasa ini harus menjadi member

terlebih dahulu dengan membayar annual fee dalam jumlah tertentu. Ada

juga bisnis yang di sini masih langka dan belum memasyarakat, yakni bisnis

menyewakan pakaian dan perlengkapan bayi.

Barangkali sekarang ini belum banyak yang kita temukan. Namun, jika kita

kreatif, akan mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu

menangkap satu atau dua di antaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak

akan pernah ada habisnya, selama minat manusia masih menjalankan hajat

hidupnya di dunia ini.

Dimana saja sebenarnya peluang bisnis disekitar kita? Misalnya, Saat ldul Fitri

yang membawa tradisi kirim mengirim parcel dan buah tangan lainnya, walau

itu sifatnya musiman, namun saya melihat itu adalah peluang bisnis. Awalnya

musiman, tetapi bila dikembangkan dan ditekuni dapat dijadikan bisnis

permanen bersama berkembangnya kehidupan sosial masyarakat.

Keterampilan tertentu juga bisa dijadikan peluang bisnis. Terampil dibidang

elektronika misalnya, bisa membuka bisnis reparasi dan maintenance alat-alat

elektronik. Ahli di bidang komputer bisa membuka bisnis software dan

hardware. Terampil di mesin, bisa memulai bisnis dari servis motor atau

mobil.

Atau barangkali, punya kreativitas yang berciri khas dan unik, kita bisa

merintis bisnis kreatif, seperti Kaos Dagadu itu. Bahwa produk ini akhirnya

jadi souvenir khas Yogya, itu sebagai bukti bahwa kreativitas bisa jadi

peluang bisnis yang menarik untuk digeluti. Maka, tidak ada salahnya, jika

kita juga mencoba mengembangkan kreativitas yang tidak lazim dan unik,

agar bisa dijadikan peluang bisnis.

CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

20

Tingkat pendidikan kita juga bisa menjadi peluang bisnis dengan

pengembangan profesi. Misal sarjana matematika membuka kursus

matematika. Sarjana Sastra lnggris memulai usaha dengan membuka

kursus bahasa lnggris. Peluang bisnis juga ada dilingkungan keluarga. Bisa

dimulai dengan berbisnis makanan atau katering dan keluarga bisa diajak

serta, dan bisnis ini bisa dikelola dari rumah.

Peluang itu juga terdapat di lingkungan pekerjaan, organisasi dan tetangga.

Tentu saja, di lingkungan itu kita banyak teman. Maka, jika punya produk

tertentu, bisa saja kita jual produk tersebut kepada mereka.

Bahkan relasi kita pun bisa juga jadi peluang bisnis. Misalnya, bisa pinjam

uang pada relasi untuk modal usaha. Produk yang dihasilkan, selain bisa

dijual pada orang lain, juga pada relasi kita itu. Dengan begitu, kita tak hanya

jeli mencari peluang bisnis, tapi juga mampu menciptakan Pasar.

Begitu pula, jika punya hobi. Misalnya melukis, bisa jadi pelukis, dan lukisan

itu bisa dijual digaleri. Bagi yang hobi senam aerobik atau body Ianguange,

bisa berwirausaha buka studio senam.

Bahkan, peluang bisnis itu juga bisa diraih saat kita melakukan perjalanan ke

luar kota. lde bisnis bisa muncul setelah kita melihat bisnis di kota lain, dan

itu bisa dikembangkan di kota sendiri. Hanya saja, agar bisnis yang akan

dijalankan tidak sia-sia, ada baiknya pastikan dulu pasarnya.

Tapi, tentu, peluang bisnis itu hanya bisa diraih, jika kita jeli dan gigih. Ingat

pepatah yang mengatakan: “Tidak ada usaha, tidak ada hasil”.

Oleh karena itu, sebaiknya jangan ragu di dalam setiap meraih peluang bisnis

yang ada di sekitar kita. Soal besar kecilnya peluang jangan jadi masalah.

Tangkap dulu peluang yang ada. Dan, jangan khawatir, peluang bisnis yang

berikutnya pasti akan mengikuti. Bisnis itu selalu mengalir, seperti bola salju,

dimulai dari yang kecil lalu menggumpal menjadi besar .

Bukan Melulu Karena Uang

“Kesukses bisnis kita bukan semata-mata uang, tapi visi.

Karena itu, visi masa depan harus kita miliki”.

Tidak sedikit obsesi entrepreneur dalam menekuni bisnisnya, bukan CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

21

semata karena uang. Banyak dari mereka yang maju karena visi, yaitu ingin

menciptakan lapangan pekerjaan, dan dari usahanya itu mempunyai dampak

sosial bagi kesejahteraan masyarakat.

Dan, karena visinya seperti itu, maka dengan berhasil menciptakan lapangan

kerja, atau usahanya memiliki dampak sosial yang positif, maka hal itu pun

sudah merupakan sesuatu yang sangat memuaskan dirinya.

Bahkan, dengan memiliki visi itu, maka kalaupun usaha yang kita jalankan

tidak untung, tetapi tetap jalan, maka hal tersebut bukanlah merupakan

permasalahan yang amat penting.

Selama ini saya jarang melihat, ada entrepreneur yang mencapai puncak

prestasinya, dengan cara lebih menempatkan uang sebagai penggerak

utamanya. Tapi saya berpendapat, keberhasilannya karena ia memang lebih

punya kemampuan menggerakkan visinya. Sehingga, sosok entrepreneur

seperti ini, selalu saja punya keinginan merubah cara kerja dunia.

Mereka selalu kreatif dan inovatif, mereka menikmati apa yang dilakukannya.

Pendeknya, visi itulah yang sebenarnya menggerakkan entrepreneur

melakukan sesuatuyang akhirnya usahanya meraih kesuksesan. Hanya saja,

untuk bisa menjadi entrepreneur yang baik, maka perlu memiliki kebebasan

untuk mengejar visi-visi tersebut. sebaliknya, jika tak dapat melakukannya,

maka kita tidak akan pernah memperoleh keuntungan dari hal tersebut.

Pengusaha yang bisa kita jadikan contoh memiliki visi yang luar biasa adalah

Bill Gates pendiri perusahaan komputer perangkat lunak terbesar di dunia,

Microsoft Corp, yang baru-baru ini meraih gelar Doctor (HC) di sebuah

universitas di Jepang. Pengusaha ini termasuk orang tersukses pada akhir

abad ke-20 dalam kategori bisnis.

Namun, dari apa yang saya pahami, keberhasilannya itu karena ia memiliki

visi dan komitmen untuk sukses, dan ternyata Bill Gates sangat

menikmatinya. Jelas, bahwa kesuksesannya nyata-nyata bukan semata-mata

karena soal uang, tetapi karena ia memiliki komitmen yang luar biasa pada

visinya. Sesuatu yang mungkin sulit kita bayangkan sebelumnya.

Dalam konteks ini, Fred Smith, pendiri dan CEO Federal Express

Corporation, bahwa untuk bisa menjadi entrepreneur sukses, semestinya kita

juga memiliki kemampuan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain.

Atau minimal melihat sesuatu dalam cara yang berbeda dari orang lain yang

melihatnya secara tradisional. CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

22

Sebaiknya sebagai seorang entrepreneur, harus memiliki kemampuan

membuat visi masa depan. Disamping juga, kita harus mampu menggunakan

intuisi, bahkan kalau perlu kita pun juga sering membuat perubahan

“revolusioner”.

Dengan begitu, setidaknya kita memiliki kemampuan melihat masa depan

dengan lebih baik. Kita harus yakin, bahwa tahun-tahun ke depan akan

menjadi masa terbaik bagi para entrepreneur. Maka tak ada salahnya kalau

kita berani meraihnya.

Memulai Bisnis Baru

“Jika kita memang ingin memulai bisnis baru, maka semestinya

peluang pasarlah yang lebih kita jadikan pijakan”.

Setiap tahun telah cukup banyak orang yang masuk dunia bisnis. Mereka

umumnya melakukan tiga cara, yakni :

1. Membeli bisnis yang sudah ada

2. Menjadi partner dalam sebuah franchise, atau

3. Memulai bisnis baru.

Jika kita akan memulai bisnis baru, tentu kita harus bisa menjawab empat

pertanyaan ini :

1. Produk atau layanan apakah yang akan kita buat, dan itu untuksiapa?

2. Mengapa harus usaha itu? Mengapa calon customer harus membeli

dari kita? Apa yang akan kita berikan jika ternyata produk itu belum

ada? Bagaimana kompetisinya? Apa keuntungan yang akan kita

peroleh dari kompetisi itu?

3. Apakah kita mempunyai sumbernya? Apakah kita akan mendapat

order? Apakah order itu datang segera?

4. Siapa pasar kita? Lantas dari manakah ide untuk mulai bisnis baru itu

berasal?

Hasil sebuah survey di AS, yang tertuang dalam buku The Origins of

Entrepreneurship, memang disebutkan bahwa :

CARA GILA JADI PENGUSAHA

_________________________________________________________________

Purdi E. Chandra

23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar